Ini adalah sharing pelatihan leadership untuk Anda semoga bermanfaat ya.
Google ingin menemukan sebenarnya bagaimana sih mempunyai ‘tim yang sempurna’ itu. Sebelumnya mereka percaya bahwa membangun tim yang baik artinya mengumpulkan orang-orang terbaiknya. Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu. Pertanyaan ini yang mendorong Google melakukan riset yang diberi nama Project Aristotle yang dimulai di 2012, dan telah menghabiskan jutaan dollar untuk mengukur hampir semua aspek kehidupan karyawannya. Mulai dari ciri-ciri manajer terbaiknya hingga sampai seberapa sering mereka makan bersama.
Riset berlangsung selama beberapa tahun dan melibatkan wawancara terhadap ratusan karyawannya. Mereka telah mengumpulkan data yang besar, namun tidak ada hal yang menunjukkan secara spesifik tipe kepribadian ataupun keahlian maupun latar belakang yang bisa menggambarkan bagaimana komposisi tim yang ideal dibentuk.
Akhirnya, hasil riset menyimpulkan bahwa dalam tim yang terbaik menunjukkan kepekaan antar anggota tim, dan yang lebih penting adalah mereka saling mendengarkan satu sama lain.
Ada seorang manajer Google yang kemudian mempraktekkan hasil riset ini. Dia mengajak timnya keluar kantor dan pada sesi berbagi pengalaman, dia menceritakan penyakit kanker yang dideritanya. Awalnya semua tim menjadi diam seribu bahasa, namun kemudian percakapan menjadi mengalir dan anggota timnya yang lain pun mulai berbagi kisah kehidupan pribadi satu sama lain.
Temuan riset Google mendeskripsikan bahwa faktor paling penting dalam membangun tim yang sukses adalah “rasa aman secara psikologis” (psychological safety). Yang artinya orang-orang percaya bahwa dalam timnya adalah aman ketika mereka berani membuka diri dan mengekspresikan isi hatinya.
Faktor ini ternyata sejalan dengan konsep dari Conversational Intelligence. Bahwa untuk membentuk budaya yang sukses ditentukan kualitas percakapan yang terjadi setiap hari, dan interaksi ini yang akan membentuk kualitas hubungan baik yang ada di setiap anggota tim yang ada. Pada bagian paling dasar inilah dibutuhkan keahlian mendengarkan (active listening), dan sekaligus ada keterbukaan dan kepekaan dalam relasi antar anggota tim yang terlibat.
Jadi bila Anda ingin membentuk tim yang terbaik, maka yang penting adalah bagaimana kualitas interaksi anggota tim. Tim harus menyadari bahwa setiap anggota mempunyai kesempatan yang sama dalam percakapan yang terjadi, saling mendengarkan, menghargai dan memberi kesempatan setiap orang untuk mengekspresikan pemikiran dan perasaannya.
Tool sederhana yang biasanya saya ajarkan ke murid-murid saya adalah mempraktekkan ritual WIFLE, yaitu memulai pertemuan rutin setiap minggu dengan seluruh anggota tim, yang dimulai dengan berbagi perasaannya pada saat itu secara bergiliran hingga semua anggota mendapat bagiannya.
Silahkan dicoba dan bagikan WIFLE Anda juga ya...
#kepemimpinan #leadership #leadershipdevelopment #leadershiptraining #pelatihankepemimpinan #pelatihanleadership #leadershipcoaching #businesscoach #pelatihbisnis #pelatihansdm #pelatihanmanajemen #visikepemimpinan #communicationtraining #conversationalintelligence #conversationalintelligenceindonesia #greatleader #efektifmanajer #efektifleader #greatmanager #teambuilding #teamwork
Comments