top of page
Gambar penulisJimmy Sudirgo

360 in Learning



Sisi positif dari Covid-19 menurut saya memang ‘memaksa’ perusahaan untuk mempercepat transformasi digitalnya dalam segala aspek. Ini berkaitan dengan seberapa agile atau luwes menghadapi perubahaan yang begitu dahsyat seperti saat ini. Perusahaan yang agile-lah yang akan tetap relevan di jaman ini.

Nah, membawa perusahaan menuju agile organization mau ngga mau unsur terpentingnya adalah menjadikan semua SDM-nya mempunyai pola pikir hingga perilaku keseharian yang agile. Ini berarti bicara soal transformasi keseluruhan organisasi tersebut. Jadi peran dari pusat pembelajaran (learning center) seharusnya selaras dengan apa strategi perusahaan. Misalnya mempunyai strategi Digital Transformation dengan fokus pada pilar people, proses dan teknologi. Maka program pembelajaran disusun dengan gambaran besar bagaimana mendukung strategi perusahaan tersebut.


Salah satu hal penting yang saya yakini disini adalah membangun learning culture dimana setiap insan di perusahaan tersebut membuka hati dan pikirannya untuk mau terus-menerus belajar dan menjadi lebih baik dalam segala aspek hidupnya.

Salah satu hal praktis yang dapat dilakukan adalah apa yang saya namakan “360 learning”. Artinya dari segala sisi untuk membangun budaya belajar.

Salah satu hal praktis yang dapat dilakukan adalah apa yang saya namakan “360 learning”. Artinya dari segala sisi untuk membangun budaya belajar. Misalnya bagaimana mengkondisikan supaya para Atasan berperan serta menyusun Individual Learning Development Plan dari setiap anggotanya.


Pertimbangan waktu menyusun rencana pengembangan tersebut sesuai dengan gap kompetensi mereka, dan aspirasi personal mereka serta mesti selaras dengan strategi perusahaan ke depan. Saya juga percaya bila Atasan melakukan hal tersebut, itu akan menjadi employee engagement yang kuat karena menunjukan bahwa Atasan peduli dengan pengembangan anggota timnya.


Hal lain yang dapat memastikan hal tersebut berjalan adalah dengan mengeluarkan kebijakan yang sifatnya membuat rencana pengembangan tersebut menjadi salah satu syarat wajib untuk pengembangan karir SDM tersebut. Karena pengalaman saya, tidak semua orang mempunyai kesadaran yang sama, sehingga perlu di-sistem-kan juga.


Pendekatan lainnya adalah bagaimana meningkatkan keterlibatan pembelajar supaya dia bukannya merasakan belajar itu menjadi sebuah beban tambahan diluar pekerjaan sehari-harinya yang sudah padat; melainkan menjadi sebuah kebutuhan personal yang nikmat.


Kami biasa menerapkan konsep bite size learning alias belajar per modul-modul kecil. Dalam metode pembalajaran secara daring pun, penting sekali ada interaksi yang aktif dan fun, serta diskusi dan role play karena kami percaya manusia adalah makhluk social learning yaitu belajar bersama orang-orang yang lain.


Salah satu kebiasaan yang kami dorong contohnya setelah mengikuti suatu pembelajaran, termasuk pembelajaran daring; adalah mengajarkan kembali ke anggota tim maupun rekan-rekannya yang lain. Contoh lainnya mengadakan acara seperti sharing session dimana antar departmen saling berbagi pengetahuan dengan unit yang lain untuk meningkatkan komunikasi, kolaborasi dan koordinasi yang lebih baik.


Kami percaya bahwa kebiasaan yang baik itu perlu dijadikan kebiasaan. Termasuk dalam membangun budaya belajar ini, kami mempunyai 3 ritual pertanyaan reflektif yang dilakukan di akhir proses pembelajaran:

  1. “Apa yang Anda syukuri hari ini?”

  2. “Apa hal terutama yang kamu belajar hari ini?”

  3. “Apa hal no.1 yang akan Anda lakukan setelah ini?”


Itulah 3 contoh pertanyaan yang menjadi sebuah kebiasaan yang perlu dijawab oleh setiap pembelajar sebagai bentuk komitmen mereka. Dan hal ini perlu dilakukan secara konsisten hingga menjadi bagian dari kebiasaan pembelajaran yang ada.

“Hiduplah seperti ini adalah hari terakhir Anda hidup, dan Belajarlah seakan Anda akan hidup selamanya.”

Seperti yang pernah disampaikan oleh Mahatma Gandhi, bahwa “Hiduplah seperti ini adalah hari terakhir Anda hidup, dan Belajarlah seakan Anda akan hidup selamanya.” Kutipan ini selalu menjadi penutup pembelajaran di tempat kami sebagai pengingat buat kita semua.


Bagaimana pendapat Anda?


*) Artikel ini telah dimuat di majalah Manajemen PPM Edisi No.10 Tahun 2020

129 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page