Ini adalah rangkaian tulisan pelatihan leadership, semoga bermanfaat untuk Anda menjadi leader yang lebih efektif di perusahaan. Sebenarnya kalau direnungkan, tugas utama seorang leader (pemimpin) itu hanya dua macam, yaitu melakukan perencanaan dan perubahan.
Perencanaan (planning)
Perubahaan (change)
Pertama, kita membuat rencana apa yang mau dilakukan. Kedua, mewujudkan rencana tersebut melalui perubahan yang dibutuhkan dan secara rutin memantau bagaimana perkembangannya.
Dalam proses perjalanannya, bila ada yang perlu disesuaikan, kita akan mengubah kembali rencana yang ada. Yakni, adaptasi terhadap perubahan. Kemudian kita melakukan monitoring kembali dan berusaha menjaga momentum supaya tujuan tercapai. Demikian seterusnya menjadi suatu siklus kegiatan perencanaan dan perubahaan.
Yang penting dalam siklus ini adalah menjaga keselarasan semua kegiatan itu menuju tujuan bersama.
Dari dua hal itu, tantangan seorang leader (pemimpin) justru dalam hal mewujudkan rencananya itu alias proses implementasinya. Bagaimana menggerakkan orang lain untuk mau berubah dan bersama-sama ikut serta dalam rencana yang telah dibuat? Di sini seorang pemimpin itu akan sekaligus menjadi seorang inspirator, motivator, coach, dan orang yang membuat orang lain bersemangat untuk mencapai visi bersama.
Saat seorang pemimpin akan membuat rencana, minimal terdiri atas tiga hal, yaitu:
Merumuskan visi bersama
Mengomunikasikan visi itu
Menyatukan komitmen semua orang untuk mencapai visi itu
Visi bersama harus menginspirasi semua anggota yang ada. Ini menjadi tujuan yang hendak kita capai. Menjadi goal bersama. Kalau tidak ada visi, ya tidak perlu ada pemimpin, karena toh tidak ada tujuannya mau ke mana. Tugas pemimpin memastikan bahwa ada visi yang hendak dicapai, dan visi itu mudah dipahami oleh setiap orang.
Tugas berikutnya adalah mengomunikasikan visi itu ke semua orang. Pemimpin berupaya supaya setiap orang memahami dengan jelas tujuan bersama yang hendak dicapai itu apa. Tanpa kejelasan orang tidak akan sepenuh hati mengikuti. Di sini kita juga perlu tahu ukuran kemajuan bahwa kita sudah dekat belum dengan tujuan itu. Ibaratnya, kalau kita naik mobil mau menuju suatu tempat, tujuannya harus jelas supaya sopir kita tidak bingung. Dengan adanya GPS kita mengetahui berapa kilometer tempat tujuan tersebut, dan bisa memantau ketika kita sudah semakin dekat dengan tujuan.
Jadi, pemimpin secara rutin mengomunikasikan tujuan bersama yang hendak dicapai. Ia selalu menyampaikan kemajuan yang ada dengan cara yang positif. Secara pribadi pemimpin menunjukkan integritas yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya.
Selanjutnya, leader bertugas menyatukan komitmen semua orang untuk mencapai visi yang sudah ada tersebut. Di sini peranan pemimpin dalam memotivasi dan menjaga semangat yang tinggi tetap menyala.
Sekarang, bagaimana para leader mewujudkan ketiga hal di atas?
Semua tergantung dari kecerdasan komunikasi atau Conversational Intelligence (C-IQ) yang ada di dalam diri seorang pemimpin. Apakah sudah efektif selama ini? Istilah C-IQ pertama kali dikenalkan oleh Judith Glaser pada akhir 2013. C-IQ berangkat dari dasar pemikiran bahwa untuk mencapai level kesuksesan yang kita inginkan, hal itu tergantung dari kualitas budaya organisasi yang ada. Dan, budaya yang berkinerja tinggi ini tergantung dari kualitas relasi atau hubungan dari setiap orang yang ada di dalam organisasi tersebut. Dan, kualitas relasi ini tergantung dari kualitas percakapan atau komunikasi yang terjadi sehari-hari. Jadi, kualitas percakapan ini akan menentukan kualitas hidup Anda beserta seluruh tim yang ada.
Kemampuan C-IQ menjadi elemen paling dasar dari kepemimpinan. Kecerdasan ini akan meningkatkan kemampuan kita sebagai leader dalam mengembangkan budaya berkomunikasi yang efektif di lingkungan kita masing-masing. Semakin efektif dilakukan, maka semakin baik visi itu dikomunikasikan dan membangun kesatuan pikiran dan hati untuk berkomitmen mewujudkan visi bersama tersebut. Ibaratnya seperti sebuah orkestra, akan terdengar merdu ketika semua memainkan bagiannya masing-masing dengan selaras. Bila Anda masih merasa sumbang lagu yang terdengar, maka tanggung-jawab ada di pundak Anda. Karena, sikap karyawan Anda sebenarnya mencerminkan sikap Anda sebagai pemimpinnya.
Apa 1 hal sederhana yang bisa dilakukan sekarang?
Minimal 1 hal yang bisa dilakukan adalah memulai pertemuan rutin setiap hari atau setiap minggu dengan seluruh anggota tim yang ada. Aktifitas ini yang biasanya saya namakan WIFLE (what I feel like to express). Disini, tidak hanya membahas melulu masalah teknis pekerjaan saja. Namun menfasilitasi percakapan yang terbuka, saling mendengarkan, menghargai dan memberi kesempatan setiap orang untuk mengekspresikan pemikiran dan perasaannya di pertemuan tersebut. Percakapan dari hati ke hati. Dalam C-IQ kita belajar bahwa aktifitas di atas tidak hanya sekedar percakapan saja, bahkan hal tersebut mengaktifkan bagian otak tertentu yang semakin meningkatkan rasa trust (kepercayaan) di antara orang-orang yang ada.
Bagaimana pendapat Anda?
#kepemimpinan #leadership #leadershipdevelopment #leadershiptraining #pemimpin #leadershipcoaching #pelatihankepemimpinan #pelatihanleadership #komunikasiefektif #businesscoach #pelatihbisnis #pelatihansdm #pelatihanmanajemen #visikepemimpinan #communicationtraining #conversationalintelligence #conversationalintelligenceindonesia #greatleader #greatmanager #jimmysudirgo #ciq
Photo by Matteo Vistocco
ความคิดเห็น